Monday, April 2, 2018

Perjalanan Menuju Cahaya - F.A.Q.

When you are waiting for something, you’ll feel that the time is ticking so slow.

...and that’s what happening with me right now.


Seandainya saya dapat 1000 rupiah setiap kali ada yang bertanya “kapan buku mbak Prima terbit?”, pasti sekarang saya sudah kaya raya. LOL. Mungkin salah saya juga sih yang enggak bisa menyimpan rahasia ini sampai bukunya beneran terbit. Habis gimana dong, zaman sekarang semua serba teaser. Kalau saya baru berjualan buku pas sudah launching, rasanya kok terlambat banget. Lagipula, dengan cara ini, Sister bisa menabung terlebih dahulu untuk membeli buku saya. Asyik, kan? :p

Sebenarnya bukunya sendiri sudah bisa dibeli, tapi saya sedang proses pengecekan sampel agar buku yang sampai di tangan Sister nantinya mendekati sempurna (karena kesempurnaan hanyalah milik Allah dan Andra and the BackBone #krikkrik). Saya juga ingin sekali memberikan diskon pre-order untuk para Sister yang sudah setia menanti, makanya sementara saya hold dulu untuk penjualan bukunya. Namun begitu, supaya Sister tidak penasaran dan membombardir saya dengan Direct Message di Instagram maupun komentar di Facebook, kali ini saya ingin menjelaskan secara mendetail tentang buku pertama saya.

Apa judul bukunya? Dan ceritanya tentang apa?
Buku saya tadinya berjudul Tantangan 30 Hari #RamadanGoals, tapi terus saya pikir... Bukannya Ramadan itu antara 28 atau 29 hari? Terus ada saran dari first reader saya, Nina, judulnya terlalu straightforward. Maka saya pun bersemedi tujuh hari tujuh malam, dan muncullah judul “Perjalanan Menuju Cahaya”. Sub-judul “Renungan Harian Ramadan untuk Muslimah Pembelajar” muncul belakangan setelah nanya (atau lebih tepatnya, maksa) kontributor buat ikut mikirin kata-katanya. Hehe.

Buku ini berisikan 30 tulisan yang saya kurasi dengan usaha terbaik saya, dalam artian setiap temanya begitu dekat dengan perjalanan spiritual saya. Ada yang saya tulis ulang dari blog post atau artikel saya di media daring, tapi sebagian besar tulisan baru. Inginnya menyebut buku ini tentang perjalanan hijrah, tapi saya merasa belum benar-benar hijrah (saya juga mengalami proses hijrah tapi mungkin tidak sedrastis orang lain). Hanya saja di dalam buku ini ada cerita-cerita saya dari mulai pernah tidak sholat selama satu tahun, pernah ingin lepas jilbab, pernah pacaran... Banyak deh, namanya juga mantan ‘preman’. Mungkin Sister enggak menyangka, tapi ya gitu deh, semua orang punya masa lalu. Saya harap, Sister bisa mengambil pelajaran dari hidup saya sehingga tidak terperosok di lubang yang sama.

Baca Juga: Perjalanan Menuju Cahaya (Teaser)

Apakah kamu menulis buku ini sendiri?
Tidak. Ada 4 (empat) orang sahabat yang saya undang untuk meramaikan buku ini karena saya merasa mereka bisa menceritakan suatu topik lebih baik daripada saya. Saya tidak pilih kasih pada saat mengajak teman-teman saya menulis, saya hanya berpikir tentang kesanggupan mereka mengingat tenggat waktu penulisan yang sangat terbatas. Lucky me, keempat orang ini bisa menyampaikan apa yang saya harapkan dengan sangat baik. Ocha dengan adab menasihati, Tita dengan cerita traveling, Kak Nissa dengan kisah persahabatan, dan Puput dengan pengalaman memaafkan. Tulisan mereka menjadi angin segar di antara tulisan saya yang ‘gitu-gitu aja’.

Apa keunikan dari buku ini dibandingkan buku-buku bertemakan religi lainnya?
First thing first, saya bukan ustazah jadi insyaAllah buku ini minim penghakiman. Apa yang Sister baca, murni pengalaman saya sendiri. Dan karena saya manusia biasa, kalau saya salah ya ngaku salah. Kalau saya benar ya pasti ada orang lain yang lebih benar (atau lebih baik daripada saya). Kalau menurut Nina sih, buku ini sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang ingin merefleksikan ayat-ayat Alquran pada kehidupannya sendiri.
Sehubungan dengan itu, saya berikan halaman di mana Sister bisa berpartisipasi dalam menuliskan refleksi harian. Memang tidak setiap hari (judul bab dalam buku ini menggunakan Hari Ke-...), tetapi saya rasa cukup untuk menggugah Sister membuat catatan pribadi. Ilustrasinya dibuat dengan cantik oleh Asa Laily, sehingga saya yakin Sister akan bersemangat untuk mengisinya. ;)
 

Kapan waktu terbaik untuk membaca buku ini?
Pastinya Ramadan dong, hehe. Makanya ikut pre-order ya!

Mengapa harus pre-order? Apa bukunya tidak tersedia di toko buku?
Truth to be told, nasib penulis baru nan amatir seperti saya, ada situasi yang cukup complicated yang tidak bisa saya jelaskan di sini. Intinya adalah, saya harus menanggung beban biaya cetak buku yang tidak murah. Padahal saya ingin buku ini dihargai se-affordable mungkin agar Sister tidak keberatan. Belum lagi jangka waktu pemrosesan yang bisa mencapai 3-4 bulan. And you know what, saya enggak mampu membiayai buku ini agar bisa hadir di toko buku karena keterbatasan modal. :(
Beruntung, saya bertemu dengan penerbit Bitread yang sigap dan siap merilis buku ini dalam waktu cepat. Bitread adalah website penerbitan independen (self-publishing) sehingga cara beli bukunya adalah dengan cara print on demand. Saya memfasilitasi pemesanan buku Perjalanan Menuju Cahaya ini sambil mengumpulkan pesanan Sister sampai tanggal 20 April 2018. Proses pencetakan dan pengiriman akan memakan waktu sekitar 7-15 hari sehingga Sister akan menerima buku ini sebelum Ramadan.

Kelebihan lainnya, dengan ikut pre-order lewat saya, Sister akan mendapatkan diskon sebesar 5% (diskon ini khusus dari saya). Jadi untung kan? ;)

So, berapa harga bukunya dan bagaimana cara belinya?

Harga asli buku dari Bitread adalah Rp. 91.400, dan harga khusus dari saya adalah Rp. 87.000. Jumlah halaman adalah sekitar 240 halaman dengan 21 halaman berwarna, plus ada ‘voucher’ diskon dari beberapa produk di dalam buku ini. Untuk pembukaan pre-order, tunggu tanggal mainnya di Instagram @muslimahsinau, atau bisa langsung Whatsapp saya.

I’m not the best writer ever, but I have given my everything for this book. Buku ini tidak ditulis dalam kurun waktu 3-4 bulan terakhir saja, melainkan merupakan salah satu ‘puncak’ dari perjalanan blog saya sejak tahun 2013. That’s why this book means a lot to me, and I really hope you will gain meaningful experience when you read it.

Last but not least, terlepas dari apakah Sister akan membeli buku saya, izinkan saya menghaturkan terima kasih yang mendalam atas dukungan selama ini. Saya pun bukan seorang blogger yang terkenal tapi percayalah bahwa saya selalu menulis dari hati. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca celotehan saya, semoga Allah membalas kebaikan Sister.

Love love love,
Prima

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...