Hari
pertama di bulan Januari kemarin (yang ternyata tak terasa sudah
seminggu yang lalu), saya cuma santai-santai di rumah. Niatnya
jogging malah 'olahraga' dengan nyapu-ngepel rumah yang cukup
menghasilkan keringat. After then, saya buka laptop dan menimbun
karya (#halah) untuk setahun kedepan. Busyet, engga segitunya juga,
tapi ada beberapa ide yang sedang saya rancang. Sementara UAS tinggal
1 biji, libur panjang di depan mata (dan tesis sesudahnya), belum
dapat pekerjaan (huhu), I decided that this year will be another hard
work year. Saya bermaksud untuk mengerahkan segala cara untuk
'mencuri start' karena yang ada di benak saya sesudah lulus Master,
masih bekerja untuk orang.
Bohong
kalau saya ga kepingin punya bisnis sendiri, tapi berhubung saya
sudah pernah berbisnis – dan bukannya trauma, lebih tepatnya saya
belum ngerasa 'klik' sama peluang bisnis apapun. I believe that I am
actually capable, and there are million opportunities out there, but
it's just I haven't find one that really moves me. Berasa kayak jodoh
ga sih, hahahaha.
Anyway,
lagi pada rame ngomongin resolusi yes? Hmmm, seperti biasa, saya udah
sadar diri. Yang namanya resolusi itu biasanya cuma bertahan paling
lama seminggu, lol. Sayapun memang dari sononya udah banyak rencana,
namanya juga Prima gitu lho.
Cuma ada
satu hal yang benar-benar saya camkan sama diri sendiri, sesuatu yang
bertahun-tahun saya usahakan tapi masih gagal maning.
I want to
sleep less.
Yes, you
read it right. Kalau orang lain pingin bisa tidur, saya pingin
mengurangi waktu tidur saya. Saya sendiri suka ngerasa bersalah kalau
menghitung berapa jam saya bisa tidur dalam sehari. Biasanya nih,
saya tidur jam sembilan malam paling lambat, lalu bangun jam setengah
empat, dan – ini dia – seringnya tidur lagi di pagi hari. Kadang
habis subuh; atau kadang habis subuh kerja di depan laptop, terus
tidur lagi dari habis dhuha sampai menjelang dzuhur. Jadi kalau
dirata-rata, saya bisa tidur 7-8 jam sehari. Iya, buat ukuran orang
se-'sibuk' saya, saya bisa tidur sebanyak itu.
Saya
pernah baca di suatu artikel, semakin bahagia seseorang, semakin
sedikit waktu tidur yang ia butuhkan. Jadi, saya ga bahagia dong?
Hiks :(
Mungkin
juga ini ada hubungannya dengan tidur saya yang bisa dibilang kurang
berkualitas. Seperti pernah saya tulis disini, saya selalu mimpi tiap
tidur. Beberapa bulan terakhir, bisa dibilang saya jarang mimpi
buruk, thanks to Dzikir Sebelum Tidur, tapi tetap saja mimpi. Jadi
tidur pun lelah, bangun apalagi.
Mungkin
juga ini ada hubungannya dengan kurangnya olahraga, yang berkualitas
juga. Jadi saya cukup sering jalan kaki atau jogging, tapi barangkali
belum yang sampai 'beneran' gitu. Pe er banget nih.
Kesemuanya
itu berujung pada tekanan darah saya yang rendah banget. Sering
pusing juga, dan yang paling parah, mudah lapar! Padahal katanya
kalau insomnia bisa bikin kegemukan, nah kalau saya kebalikannya.
Makanya,
tahun ini, saya mau sedikit memaksakan diri untuk tidak tidur di pagi
hari. Kalaupun tidur siang sesudah sholat dzuhur, mau pasang alarm
dan tiga puluh menit harus cukup.
Atau ada
satu solusi lain, ada yang mau kasih saya pekerjaan part-time,
3-4jam/hari? Dijamin hal ini akan sangat membantu untuk memperbaiki
jam tidur saya yang berantakan. Hehe.
In
desperate of looking for a job,
Prima
In desperate of looking for job?
ReplyDeleteMe too.