Saturday, May 2, 2015

Filosofi Sapu Lidi



Assalamu’alaikum Sister.. 

Salah satu hal yang biasanya sering kita lakukan di akhir pekan adalah bersih-bersih rumah. Bukan berarti hari-hari lain ga bersihin rumah sih, tapi kalau akhir pekan insyaAllah waktunya lebih luang dan bersih-bersihnya jadi lebih mumpuni #halah

Kalau yang rajin bersih-bersih, pasti ga asing lagi sama yang namanya sapu lidi. Sementara memang untuk beberapa pekerjaan, kita belum bisa menemukan pengganti sapu lidi (misal sapu lidi elektronik :p), pernahkah sister mencoba memahami filosofi dibalik sapu lidi?

Yep, sapu lidi hanya berguna ketika lidi-lidinya dipersatukan oleh ikatan cinta. I can’t imagine kalau kita nyapu pakai satu biji lidi, kapan kelarnya coba? 

Sometimes, human just like that. Perjuangan, perubahan, pergerakan hanya mampu terlihat ketika dilakukan serentak, bersama-sama.

And that’s what I feel about praying Tahajud.

Baru seminggu saya bergabung KUTUB (Komunitas Tahajud Berantai), lebih tepatnya baru seminggu saya kembali sholat sesudah period. Saya, bersama 30 muslimah lainnya, insyaAllah saling mengatkan dalam semangat berjihad. Paling tidak, semangat memperbaiki diri, melalui sholat Tahajud dan Dhuha.

Kenapa kedua sholat itu? Kenapa bukan sholat wajib?

Karena sholat wajib terlalu mainstream #cieh #KibasJilbab

I mean, kebangetan lah kalau sholat wajib aja perlu diingetin (although yes, many people still have to be reminded). Sekitar lima tahun-an yang lalu, saat saya mulai memperhatikan ibu saya yang rajin Tahajud, beliau cuma bilang, “nanti kamu rasakan betapa cinta Allah sangat besar kepadamu, saat kamu sudah bisa rutin Tahajud.”

Tiga tahun yang lalu, ketika saya selesai bersekolah dan kembali ke rumah, saya mulai melakukannya – semata karena takut sama ibu saya. Sebenarnya sih, Tahajud itu mudah kalau ada yang lagi diinginkan, jodoh misalnya.. Hehehehehe. Tapi kalau hari-hari biasa, kadang it is sooo hard to wake up padahal sudah membuka mata.

Lama-lama, badan saya mulai terbiasa bangun. Alhamdulillah, kurang-lebih setahun saya bisa rutin Tahajud. Lalu, ketika saya pindah ke Jogja lima bulan yang lalu, Tahajud saya mulai bolong-bolong. Gatau kenapa, saya hampir selalu bangun tepat saat adzan subuh. Kesel banget kan, pasang alarm saja ga mempan lho. Duh masa-masa itu sempat sedih. Soalnya kan ada tuh hadits, sulitnya kita bangun malam disebabkan banyaknya dosa yang kita kerjakan sepanjang hari. 

Untungnya, akhir Februari, nenek saya datang ke Jogja. Berhubung nenek saya hampir selalu bangun jam setengah empat pagi, saya wanti-wanti untuk dibangunkan. Ternyata, hal ini hanya berhasil dua atau tiga kali seminggu. Sisanya, ya itu, saya bangun tepat saat adzan subuh. 

As I seeking for help, my friend recommended this group. Setelah daftar via SMS, saya menunggu sekitar dua minggu untuk kemudian dihubungi oleh Ukhti Novi. Maka resmilah saya menjadi anggota di KUTUB 228. 

Baru beberapa hari bergabung, saya merasa aneh karena sistem laporan. Jadi kalau sudah bangun Tahajud harus lapor gitu, nah terus.. apa ini riya’? 

InsyaAllah, ini bukan riya’. Karena kenapa? People can just lying or manipulate, no one will know except herself and Allah. Bisa aja kan kita lapor kalau iya Tahajud, tapi sebenarnya molor di atas sajadah? Hahaha #BukanSaya

Inilah filosofi sapu lidi. You are stronger when you are in a group. Saya pernah dengar, selain karena tuntunan Rasul, kenapa sih laki-laki harusnya sholat berjamaah di masjid? Supaya dia malu kalau ada yang lebih muda, tapi lebih rajin ibadah. Supaya dia ngerasa khawatir sama bacaan Al-Qur’an-nya, padahal ada yang lebih tua, tapi lebih fasih tajwid dan lagunya. Supaya dia menjadikan hal-hal ini sebagai motivasi untuk mendekatkan diri kepada Allah.

True, malu sama teman segrup kalau sudah tiga orang yang missed call eh kitanya tetep ga bangun. Ga enak sama teman segrup kalau hari ini bagian kita yang penanggungjawab tapi bangunnya terlambat. Sebaliknya, merasa bahagia kalau ber-31 (sama saya) bisa Tahajud bareng-bareng. Saling mendoakan, saling menjaga dalam iman. 

Semoga, niat memperbaiki diri ini diridhoi Allah, dan makin banyak lagi muslimah yang bergabung dan mendapatkan manfaatnya dari KUTUB :)

Lots of love,
Prima

6 comments:

  1. Baru tahu ada komunitasnya, mba. Dulu pernah denger juga ada komunitas yang sejenis itu, namanya pejuang subuh. Semoga istiqomah ya.

    ReplyDelete
  2. makin banyak komunitas utk kebaikan seperti ODOJ, ya.
    Semoga istiqomah, aamiiin

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah.. :D

    Aku cuma masuk grup ODOP sih Mbak, baca Al-Quran setiap hari satu lembar.. Mudah-mudahan bisa istiqomah.. :D

    ReplyDelete
  4. Baarokallaah shalihah.. Smg Allah slalu melimpahkan cintaNya kepada qt semua.. Khusus ny para pejuang tahajjud.. Keep istiqomah..

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...