Setiap orang pasti memiliki impian, atau
setidaknya, seharusnya mereka punya.
Karena seperti kata orang sukses, impian
membuat kita terus bergerak. Impian menjadi alasan kita bangun pagi setiap
hari, berangkat bekerja, apapun pekerjaannya – dan apapun impiannya.
Setiap saya mengunjungi rumah nenek saya,
saya selalu bertanya-tanya apakah orang desa memiliki impian. Seiring saya
dewasa, saya menemukan kenyataan bahwa ya, mereka memiliki impian.
Ada yang punya impian anaknya sekolah sampai
kuliah, ada yang punya impian anak perempuannya dapat suami kaya (iya), ada
yang punya impian bisa naik haji, dan lain-lain.
Ada sesuatu yang saya tangkap dari impian
mereka: bahwa hal yang mereka impikan biasanya hampir-hampir mustahil untuk
seukuran mereka. Bukannya saya mengecilkan orang desa, tapi ada
keterbatasan, bukan hanya dana tapi juga sarana dan cara. Mungkin ada yang
punya uang banyak karena panennya berhasil, tapi tidak memahami bagaimana cara
melakukan pendaftaran haji. Ada juga yang percaya bahwa anaknya cukup
berprestasi di sekolah di desa, tapi mereka kemudian memahami bahwa mendaftar
ke universitas tidak semudah yang mereka pikir.
Tapi apakah
mereka berhenti?
Tidak.
Dan beberapa
saat yang lalu, saya bisa melihat sendiri salah satu tetangga nenek saya dengan
bangga mengantarkan oleh-oleh dari anaknya yang mendapat beasiswa sekolah
Master di Jerman. Wow, luar biasa sekali kan?
Maka malulah
saya jika menyerah dan ‘main aman’ dengan tidak berani menggantungkan impian
setinggi langit. Mungkin dari segi dana, saya juga belum lebih baik daripada
mereka. Tapi saya tinggal di kota, dan akses informasi lebih mudah daripada
mereka. Inilah, yang harus saya manfaatkan sebaik-baiknya.
What about you?
Keep believing in your dreams,
Prima
No comments:
Post a Comment