Sunday, August 20, 2017

Freefall

Dear lovely sisters, I am hereby announcing that I have finally graduated as Master of Arts from Gadjah Mada University, alhamdulillah :) Belum wisuda resmi sih, insyaAllah nanti Oktober 2017 – jadi kalau ada yang mau ngasih bunga atau apa, sekalian bulan itu aja ya, hihi. Tapi iya seneng banget karena satu urusan selesai, dan engga perlu bayar SPP lagi :)))))

Terus kenapa sampai butuh lebih dari sebulan untuk menyampaikan kabar gembira ini di blog? Karena... saya (sepertinya) mengalami gejala depresi. Tahun lalu, saya juga mengalami hal ini, makanya sister jarang lihat tulisan saya kan. Tapi saya baru menyadarinya sekarang. Saya pikir waktu itu saya sedih biasa dan akan hilang kalau saya menemukan hiburan. Ternyata engga, I was constantly ‘sad’ for more than six months. Saya tetap beraktivitas seperti biasa; saya tersenyum, tertawa, ya normal-normal aja. Saya masih bisa makan, hanya kualitas tidur yang terganggu karena selalu bermimpi. Cuma parahnya, saya sering tiba-tiba nangis. Sampai pernah menangis meraung-raung...dan setiap kali menangis, saya selalu mencatatnya di kalender, untuk bisa melihat kapan dan kenapa saya menangis.

Thank God, tahun lalu bantuan hadir dalam wujud seorang psikolog. Dan saya kira masalahnya selesai saat itu. Apalagi ketika mulai bulan Oktober, kesibukan saya bertambah banyak. I didn’t have time to be sad because life gave me a lot of things to do. I feel energized...but the bad thing, I put aside those problems without knowing what actually my problem was.

Now it is happening again. I feel there is a big hole inside me and it eats me up. I don’t know what it is and I don’t know why, but I feel so so sad. Awalnya saya pikir saya cemas karena memikirkan masalah pekerjaan, but now that I have a job (two jobs actually), I still feel sad. And then masalah cinta, hahahahahaha, you know. But when I try to be realistic, I become more sad karena yaaa gitu deh (susah dijelasin). Yang paling berat, saya engga bisa menangis! Nangis sih nangis, tapi kayak nangis yang belum lega. Ada sesuatu yang benar-benar mengganjal dan saya tidak tahu apa.

Semua ini kemudian menjadi penyebab mengapa saya belum bisa nge-blog lagi. Saya tetap menulis, dan saya menulis dengan tangan di buku jurnal saya hampir setiap hari, tapi saya tidak pernah berani untuk mengklik ‘publish’. I typed, I clicked backspace a lot of times, until I never had a full blog post. 

Baru kali ini akhirnya saya berani kembali ke blog. Why so? Karena saya percaya ada teman-teman di luar sana yang juga membutuhkan bantuan dan dukungan. Saya belum tahu bagaimana saya akan menyembuhkan diri saya, tapi satu yang pasti, insyaAllah saya tidak akan menyerah. Please bear with me, as I wish I can help you too, someday.

Lots of love,
Prima

3 comments:

  1. Aku juga pernah merasakan hal yang sama, ketika ada sesuatu yg mengganjal, tapi ga tau itu apa. Rasanya gelisah, sedih, bingung, tapi ga bisa nangis.

    Lebih mendekatkan diri pada yang di atas Mbak, semoga dapat petunjuk dan hidayah-Nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau aku sudah merasakannya dalam jangka waktu yang lama, jadi tahu "oh there's something wrong!" Kalau hanya sesekali, mungkin akan 'mudah' untuk menghalaunya.

      Kalau mendekatkan diri kepada-Nya insyaAllah sudah aku lakukan, dan akan terus aku lakukan. Sepertinya Ia sedang mengajari aku untuk lebih bersabar :)

      Delete
  2. Mba Prima :) aku juga pernah gitu mba meraung-raung berhari-hari. Aku tahu pasti yang kita alami/ pressurenya beda hehe. Waktu itu aku ikut beberapa kali konseling, nggak langsung sembuh hehehe, tenang terus datang lagi badainya, konseling lagi. Nggak pernah tahu badai apa lagi di depan, tapi senangnya lebih kenal sama diri :) love mba prima :* a-nisah.blogspot.co.id

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...