Monday, January 23, 2017

Weekend Journal #4

Wuah, baru weekend keempat dan saya sudah nge-drop. Hahaha. Buat sister yang mengenal saya dengan baik, saya biasanya melakukan dua hal saat sedang sedih: menangis sepuasnya, atau nyari teman yang bisa bikin saya ketawa. And I will laugh out loud like there is nothing happen. Suatu hari, saya lagi ketawa ngakak sama teman-teman sekelas, dan salah satu teman nyeletuk, ‘mbak prima lagi sedih? Kok ketawanya puas banget.’ YEEE ngapain pake diingetin segala *timpuk si teman

Minggu lalu adalah minggu yang berat. Soalnya setelah beberapa lama (sepertinya terakhir tahun 2015), saya mulai menyukai seseorang lagi. Saat saya sedang menulis ini, saya hanya bisa mengingat hal-hal jelek dari dia, mikirin kenapa dia bisa begitu jahat sama saya, dan segala perdebatan kami. Bahkan saya jadi kepikiran, ‘kayaknya dari awal aku udah engga sreg sama dia.’ Tapi saya paksakan karena dia ganteng (yaelah). Selain itu, saya rasa koneksi di antara kami sangat kuat sehingga saya berharap apapun permasalahan yang mungkin timbul, kami akan bisa melaluinya.

Naaah, that’s the thing! Minggu kemarin saya belajar suatu pola yang cukup menyeramkan dari diri saya. Saya sering terburu-buru dalam memutuskan sesuatu!!! Ditambah lagi saya orang yang plin-plan dan ceplas-ceplos, jadilah kadang efek yang terjadi itu buruk banget. Oya, satu lagi, saya orang yang emosional. I feel like a monster now saying this about myself. 

"And man supplicates for evil as he supplicates for good, and man is ever hasty."
["Dan manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa."]
Q.S. Al-Isra' (17): 11

Sebenarnya saya punya alasan saya sendiri. Karena saya orangnya perfeksionis, overthinker, dan kadang sering lambat dalam memberikan keputusan, saya berusaha mengubah hal ini. Sayangnya dalam beberapa situasi tertentu, hasilnya bisa ekstrem. Salah satunya, yang terjadi antara saya dengan si ganteng dari Asia Selatan ini (sebut saja begitu).

Fast forward ke akhir pekan, hari Sabtu pagi saya sudah kalang kabut. Saya mau kemana nih, lebih tepatnya ‘mau mengusir dia dari pikiran saya dengan cara apa?’ Jumat sore saya sudah sangat terhibur dengan zumba, senang banget deh. Tapi berhubung kami janjian untuk ngobrol hari Sabtu, duh saya harus mengalihkan perhatian supaya engga terus-terusan ngecek hp. Saya pun ke perpustakaan kampus dan berencana untuk bekerja. Engga tahunya, saya dapet dan langsung lemesssss. Saya menyempatkan manicure dan mewarnai kuku (sambil curhat habis-habisan ke terapisnya), lalu sampai rumah langsung tepar. Tapi karena sudah diniatkan, saya masih bisa bikin blog post untuk mengucapkan selamat ulang tahun ke sahabat saya (walaupun terlambat sehari juga).

Hari berikutnya, saya pergi ke Pantai Drini bersama mbak Zeetha dan rombongan dari DM Fitness untuk...zumba on the beach! Sebenarnya zumbanya cuma enam atau tujuh lagu, itupun hanya goyang-goyang dikit secara di pantai, mau berdiri tegak aja susah kan. Saya jadi ngebayangin gimana rasanya main voli pantai. Voli bukan pantai aja saya gagal mulu, apalagi di pantai, bisa dipecat dari tim. Zzz.

Berhubung saya engga kenal banyak orang, saya pun jalan-jalan sama mbak Zeetha and the gang, terus berpisah. Oh ya, saya kan lagi dapet, jadi engga bisa nyemplung. Tapi saya menikmati berjalan ‘di bawah’ Pulau Drini, mendekati laut...sampai dicariin sama rombongan karena dikira hilang di laut :))

No I didn’t mean to commit suicide. Saya hanya mencoba menelusuri kapan semuanya tiba-tiba menjadi berantakan. Saya salah, satu kali. Saya pikir hanya satu kali itu saja. Saya minta maaf. Dia memaafkan. Namun esoknya, saya sudah tidak bisa memungut hatinya yang telah berserakan dan mengumpulkannya menjadi suatu hal yang utuh. Dia sudah memalingkan hatinya dari saya.

Cieh. Drama banget. #ahzeeek

Sebenarnya, saya tidak tahu apa yang sedang terjadi saat ini. Bahkan dengan cara saya menuliskannya di blog seperti ini, justru bisa memperkeruh suasana walaupun dia engga bisa bahasa Indonesia (kan bisa Google Translate – lah kenapa saya kasih ide?). Sekali lagi, saya berpikir dan mengambil kesimpulan terlalu cepat.

It’s another week and I will start another chapter of life, back as a freelancer (baca: pengangguran) once again. Yes, I took unpaid leave from my workplace for two months. Minggu depan insyaAllah saya akan kembali berkuliah – supaya saya engga ada alasan untuk engga ke kampus. Semoga minggu ini berjalan dengan baik, kalau ada masalah yaaaaa semoga saya diberi jalan untuk menyelesaikannya. Capek bok, nangis terus.

And you, yes you! I hope you are happy :)

Lots of love,
Prima

1 comment:

  1. duh aku jadi sedih bacanya T.T.. semoga kalian berdua happy apapun keadaanya.. hiks
    tegar....
    semoga pas ktemuan lagi, cerita2x yg happy2 lgi :D

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...