Monday, May 25, 2015

Belajar dari Korea: Tentang Produk Lokal

Only God knows kenapa saya begitu eksisnya duduk paling depan :)))
 
“Korean people don’t use local product just because we want to show that we are patriotic. We use it because we know it’s a good product.”

Kalimat ini sempat bikin kami, mahasiswa yang sedang mengikuti Kuliah Tamu Hubungan Bilateral Indonesia-Korea Selatan, tertawa. Well, kalau selama ini kebanyakan dari kita berpikir bahwa orang Korea nasionalis banget, loyal banget, dan apalah banget-banget yang lainnya, terutama sama produk lokal; ternyata ga gitu juga ya. Hehehe.

Beberapa dari kenalan Korea saya memang lebih memilih produk lokal seperti Samsung atau LG, dan terbukti bahwa produk-produk tersebut memberikan value yang tinggi dengan harga beli yang lebih rendah daripada produk impor seperti Apple. Oleh karena value-nya yang cukup tinggi, maka tidak perlu mengagungkan penggunaan produk impor hanya karena prestise. Toh produk Samsung atau LG sudah ada yang cukup, atau bahkan lebih canggih.

Perkataan yang dilontarkan Duta Besar Korea untuk Indonesia, Cho Taiyoung, diatas, membuat saya merenung berhari-hari. Betapa tidak, kita masih amat sangat terjajah dengan segala produk dari luar negeri, dan kebanggaan kita menggunakannya. Dari sejak bangun pagi hingga tidur lagi, kita terlalu dibiasakan dengan produk impor, yang kadang meski pabriknya di Indonesia, tapi sebagian besar sahamnya dimiliki asing. Air mineral, handphone, mobil, produk fashion, perawatan tubuh, bahkan mungkin makanan kita pun produk asing.

Miris? Iya. Banget. Padahal negara kita adalah negara yang teramat kaya, dengan segala bentuk sumber daya alamnya. Belum lagi jumlah penduduk kita, salah satu yang terbesar di dunia, dan banyak yang berpendidikan tinggi juga..

Kenyataan ini memang bukan berarti kita tidak punya produk pengganti yang berasal dari dalam negeri, tapi mungkin produk tersebut belum memiliki kualitas setinggi produk dari luar negeri; sehingga ya itu tadi.. there is no pride of using bad product, isn’t it?

Pertanyaannya kemudian, bagaimana mungkin produk lokal bisa mengembangkan inovasi ketika mereka tidak memiliki cukup dana? Maka lingkaran antara bantuan pemerintah dan dukungan masyarakat sangat dibutuhkan. Korea dan Indonesia tuh, merdeka di tahun yang relatif sama. Indonesia pernah dijajah Jepang, dan Korea pun merasakan kerusakan yang relatif sama akibat jajahan Jepang. So how could they grow bigger and move faster than us in regards to the innovation of local product?

Ada yang punya jawabannya? ;)

Untuk Indonesia,
Prima

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...