Saturday, January 25, 2014

#1Hari1Ayat: On Top of My Wishlist: Hajj

 

96. Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. 
97. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
(Q.S. Ali 'Imron)


Alhamdulillah, hari ini sudah kali ketiga saya datang les bahasa Arab.
Sedih sih telat sekitar dua puluh menit karena ada keperluan yang harus diselesaikan sebelum les. Saya selalu ngerasa 1,5 jam per pertemuan itu ga cukup. Tapi kalau sekali pertemuan 3 jam, mungkin Ustadz-nya juga pingsan kelelahan :))

Hari ini seperti biasa, kita baca sebuah cerita, menerjemahkannya, lalu latihan pertanyaan dan jawaban. Ceritanya tentang seseorang yang pergi Umroh, dan jadilah kami semua berdoa mudah-mudahan bisa segera mengunjungi Baitullah, aaamiiin.

Saya sudah beberapa kali ikut latihan manasik haji. Kebetulan di SMA saya, salah satu ujian praktik untuk syarat kelulusan adalah manasik haji. Dan karena saya sekali ngerasain ga lulus SMA, jadi ngulang ujian lagi deh :D

Latihan manasik yang terbaru itu bulan lalu. Lucunya nih, meskipun namanya 'cuma' latihan alias pura-pura, ada haru yang tetap terasa lho. Pertama kali latihan manasik di SMA, saya nangis pas berdiam di 'Padang Arafah'. Gatau kenapa. Terus kemarin itu, saya nangis kenceng pas Sai antara 'Safa' dan 'Marwah'. Udah berasa kayak di tempat aslinya mungkin, hehe.

Ustadz yang mimpin latihan manasik itu bilang, haji itu ga gampang. Apalagi buat orang Indonesia kayak kita yang mesti bayar mahaaal banget, antri bertahun-tahun lagi. Terus disana panaaas, rameee, dan banyak hal-hal yang kalau dipikir bakal memberatkan langkah kita. Bikin mental ciut deh. Makanya kalau bisa sampai sana benar-benar fokus sama ibadah, bukan malah terus belanja atau lain-lain. Jadi waktu pulang itu dapat mabrur-nya, dapat juga kepuasan hati karena sudah beribadah dengan sungguh-sungguh.

Kalau teman-teman sudah baca novel Athirah karangan mbak Alberthiene Endah, ada satu adegan dimana Jusuf dan keluarganya pergi haji. Jaman dulu yaaa, berangkat haji dari Indonesia itu pakai kapal, dan bisa sebulan di perjalanan. Pulang nanti sebulan juga. Konon kalau orang pergi haji itu udah ikhlasin aja deh, soalnya gatau bisa pulang dengan selamat atau engga :|

Memang sih sekarang kita udah pakai pesawat, tapi tetep aja rasanya ga berlebihan kalau Ustadz saya mengatakan bahwa dengan beratnya (perjalanan) haji, itulah pembuktian terbesar cinta kita kepada Allah. Nah, langkah-langkah membuktikan cinta kita itu sudah dimulai dari sejak kita tahu bahwa haji adalah salah satu dari rukun Islam. Meski kita belum tahu kapan kita bisa berangkat, tapi insyaAllah kita semua percaya kita bisa dan akan berangkat. Ya kan?

Begitu banyak pengalaman orang-orang membuktikan, haji itu tergantung dua hal: niat, dan panggilan dari Allah. Uang itu masalah selanjutnya. Selama kita yakin, dan kita berdoa dengan bersungguh-sungguh, insyaAllah akan ada jalan.

Yuk, sama-sama berdoa semoga kita segera dipanggil ke Baitullah.

Yang udah dapat kuota, be strong! Mudah-mudahan lancar sampai hari H dan pulang lagi, dan menjadi haji yang mabrur :)

Salam,
Prima

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...